Jejak

Aku pun ingin menjadi selayaknya yang layak. Entah seberapa rasa perih karna jejak yang kau tinggalkan (dulu). Aku sebagai manusia biasa dan aku berperan sebagai wanita, itu pun yang paling bodoh (menurutku). Yang selalu mengharapkan kedatanganmu kembali meski (kini) kau telah dimiliki. Berat, sungguh (amat) berat. Karena bagiku perih itu luka dan kecewa itu sakit. Setelah sejauh dan sedalam ini rasaku tentangmu, entah akan berkahir indah atau menyebalkan yang jelas aku tetap bahagia pernah memilikimu. Kebahagiaan yang hadir dalam baik pasti akan pergi dengan baik pula. Pesanku untukmu, bahagia ya! Semoga lukaku lekas membaik:))




Yogyakarta, 11 Januari 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelam

Cinta Tak Direstui

Hancur namun tak berkeping